Pada bulan Nopember 2013 Kota Banjarmasin
mengalami Inflasi sebesar 0,62 persen. Dari 66 kota di Indonesia, tercatat 38
kota mengalami inflasi, sedangkan 28 kota lainnya mengalami Deflasi. Inflasi
tertinggi terjadi di Kota Maumere sebesar 1,54 persen dan inflasi terendah terjadi di
Kota Sibolga sebesar 0,03
persen, sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Sorong sebesar 1,29 persen dan deflasi terendah terjadi di
Kota Bengkulu sebesar
0,02 persen.
Inflasi Kota Banjarmasin terjadi karena adanya kenaikan
harga yang ditunjukan oleh naiknya indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 1,13
persen, kelompok makanan jadi naik sebesar 0,06 persen, kelompok perumahan,
air, listrik, gas & bahan bakar naik sebesar 0,75 persen, kelompok sandang
naik sebesar 0,34 persen, kelompok kesehatan naik sebesar 0,29 persen, kelompok
pendidikan, rekreasidan olah raga naik sebesar 0,03 persen, kelompok transpor, komunikasi, dan jasa
keuangan naik sebesar 0,71 persen.
Sepuluh
komoditas utama yang
mendorong terjadinya infalsi adalah
ikan gabus, bahan bakar rumah tangga, angkutan udara, bawang
merah, tarif listrik, beras, ikan kembung/gembung, rokok kretek filter, baju
muslim, daging sapi.
Sepuluh
komoditas utama yang
menahan terjadinya deflasi adalah daging ayam ras,
telur ayam ras, gula pasir, emas perhiasan, ikan bawal, pisang, bawang putih, pepaya,
minyak goreng, jeruk.
Menurut
komponennya,
barang-barang yang harganya dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah
(administered goods inflation) secara umum mengalami inflasi sebesar
1,00 persen, harga yang bergejolak (volatile goods inflation) deflasi sebesar 1,04 persen dan komponen inti (core inflation) mengalami inflasi sebesar
0,29 persen.
Laju Inflasi tahun kalender (Januari-Nopember) 2013 sebesar 5,68 persen,
sedangkan laju Inflasi “year on yearâ€
(Nopember 2013 terhadap Nopember 2012)
sebesar 6,58 persen.