Pada bulan Oktober 2013 Kota Banjarmasin
mengalami Deflasi sebesar 0,22 persen. Dari 66 kota di Indonesia, tercatat 39
kota mengalami inflasi, sedangkan 27 kota lainnya mengalami inflasi. Inflasi
tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 1,25 persen dan inflasi terendah terjadi di
Kota Samarinda sebesar 0,04
persen, sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Ambon sebesar 3,82 persen dan deflasi terendah terjadi di
Kota Watampone sebesar 0,02
persen.
Deflasi Kota Banjarmasin terjadi karena adanya
penurunan harga yang ditunjukan oleh turunnya indeks pada kelompok bahan
makanan sebesar 0,86 persen, dan kelompok sandang sebesar 1,13 persen.
Sementara itu kelompok makanan jadi naik sebesar 0,15 persen, kelompok
perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar naik sebesar 0,16 persen,
kelompok kesehatan naik sebesar 0,34 persen, kelompok pendidikan, kelompok
rekreasi dan olah raga naik sebesar 0,27 persen, dan kelompok transpor,
komunikasi, dan jasa keuangan naik sebesar 0,12.
Sepuluh
komoditas utama yang
mendorong terjadinya deflasi
adalah daging ayam ras, emas perhiasan, ikan layang, bawang merah,
telur ayam ras, telur itik, ikan tongkol, ikan asin telang, ikan
kembung/gembung, dan gula pasir.
Sepuluh komoditas utama yang menahan terjadinya deflasi adalah ikan gabus, bawang putih, udang basah, makanan ringan/
snack, sewa rumah, mie kering instan, pisang, rokok kretek filter, angkutan
udara, dan rekreasi.
Menurut komponennya, barang-barang yang harganya
dipengaruhi oleh kebijakan
pemerintah (administered goods inflation) secara umum mengalami inflasi sebesar 0,14 persen, harga yang
bergejolak (volatile goods inflation)
deflasi sebesar 0,80 persen dan komponen inti (core inflation) mengalami
deflasi sebesar 0,04 persen.