Pada bulan Juni
2013 Kota Banjarmasin mengalami Inflasi
sebesar 0,41 persen. Dari 66 kota di Indonesia,
tercatat 65 kota mengalami inflasi, sedangkan 1 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 1,96
persen dan inflasi terendah terjadi di kota Gorontalo sebesar 0,11
persen, sedangkan Deflasi
terjadi di Kota Ambon sebesar
0,15
persen.
Inflasi Kota
Banjarmasin terjadi karena adanya kenaikan
harga yang ditunjukan oleh naiknya
indeks pada kelompok bahan makanan
sebesar 0,02 persen, kelompok makanan jadi naik sebesar 0,50 persen, kelompok kesehatan naik sebesar 0,02
persen, kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan naik sebesar 2,95
persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga tidak mengalami
perubahan. Sementara itu, kelompok perumahan, air, listrik &
bahan bakar turun sebesar 0,23 persen dan kelompok sandang turun 0,02 persen.
Sepuluh
komoditas utama yang
mendorong terjadinya inflasi
adalah bensin, daging
ayam ras, sop, telur ayam ras, kol putih/ kubis, angkutan udara, bawang putih,
angkutan dalam kota, mei kering instan, cabe merah.
Sepuluh komoditas utama yang menghambat terjadinya inflasi adalah gabus, emas perhiasan,
bahan bakar rumah tangga, bawang merah, pepaya, cabe rawit, labu
parang/manis/merah, kembung/gembung, tomat sayur, apel.
Menurut komponennya, barang-barang yang harganya
dipengaruhi oleh kebijakan
pemerintah (administered goods inflation) secara umum mengalami inflasi sebesar 1,87 persen, harga yang
bergejolak (volatile goods inflation)
deflasi sebesar 0,23 persen dan komponen inti (core inflation) mengalami infalsi sebesar
0,26 persen.
Laju inflasi tahun kalender (Januari-
Juni) 2013 sebesar
1,56 persen, sedangkan laju inflasi “
year
on yearâ€
(
Juni 2013 terhadap
Juni 2012)
sebesar
4,74 persen.