Pada bulan April
2013 Kota Banjarmasin mengalami Inflasi
sebesar 0,04 persen. Dari 66 kota di Indonesia,
tercatat 29 kota mengalami
inflasi, sedangkan 37 kota
lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Padang Sidempuan sebesar 0,81 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Kediri sebesar 0,01
persen, sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Maumere sebesar 1,20 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Tanjung Pinang sebesar 0,01 Persen.
Inflasi Kota
Banjarmasin terjadi karena adanya kenaikan
harga yang ditunjukan oleh naiknya
indeks pada kelompok makanan jadi,
minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,51 persen;
kelompok perumahan, air, listrik,
gas, bahan bakar naik sebesar 0,75 persen, kelompok kesehatan naik sebesar 0,01
persen, dan kelompok pendidikan,rekreasi dan olah raga naik sebesar 0,40
persen. Sementara itu, kelompok bahan makanan mengalami penurunan
harga sebesar 0,55 persen, kelompok sandang
turun sebesar 1,13 persen dan kelompok transpor,
komunikasi dan jasa keuangan turun sebesar 0,10 persen.
Sepuluh
komoditas yang mendorong terjadinya inflasi adalah bawang merah, bahan bakar rumah tangga, gula pasir,
pepaya, jeruk, pepes, cabe merah, cabe rawit, rokok kretek filter, terong
panjang.
Sepuluh komoditas yang menghambat terjadinya inflasi
adalah bawang putih, gabus, emas perhiasan, daging ayam ras,
ikan asin telang, bayam, selar, sawi hijau, bensin, pisang.
Menurut komponennya, barang-barang yang harganya
dipengaruhi oleh kebijakan
pemerintah (administered goods inflation) secara umum mengalami inflasi sebesar 0,89 persen, harga yang
bergejolak (volatile goods inflation)
deflasi sebesar -0,60 persen dan komponen inti (core inflation) mengalami
inflasi sebesar 0,10 persen.
Laju inflasi tahun kalender (Januari-April) 2013 sebesar 1,81 persen, sedangkan laju inflasi “year
on year†(April 2013 terhadap April 2012)
sebesar 5,31 persen.